Dzikir
yang Dibaca di Waktu Pagi
(Antara Shubuh hingga siang hari ketika matahari akan bergeser
ke barat)
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan
syaitan yang terkutuk.”
[1] Membaca ayat Kursi
اللَّهُ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ
إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا
يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada ilah
(yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa
seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat
memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah:
255) (Dibaca 1 x)
Faedah: Siapa yang
membacanya ketika petang, maka ia akan dilindungi (oleh Allah dari berbagai
gangguan) hingga pagi. Siapa yang membacanya ketika pagi, maka ia akan
dilindungi hingga petang.[1]
[2] Membaca surat Al
Ikhlas, Al Falaq, An Naas
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا
أَحَدٌ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah
adalah ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan
tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan
Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ
النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang
menguasai Shubuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila
telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang
menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia
dengki”. (QS. Al Falaq: 1-5) (Dibaca 3 x)
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia.
Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6) (Dibaca 3 x)
Faedah: Siapa yang mengucapkannya masing-masing tiga
kali ketika pagi dan petang, maka segala sesuatu akan dicukupkan untuknya.[2]
[3]
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ
الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا
بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا
بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ
بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha
illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli
syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaum wa khoiro maa ba’dahu,
wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba’dahu. Robbi
a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin
naari wa ‘adzabin fil qobri.
Artinya:
“Kami telah memasuki
waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada
ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik
Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya.
Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya.
Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari
tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan
di alam kubur.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Meminta pada Allah kebaikan di hari ini dan
kebaikan sesudahnya, juga agar terhindar dari kejelekan di hari ini dan
kejelekan sesudahnya. Di dalamnya berisi pula permintaan agar terhindar dari
rasa malas padahal mampu untuk beramal, juga agar terhindar dari kejelekan di
masa tua. Di dalamnya juga berisi permintaan agar terselamatkan dari siksa
kubur dan siksa neraka yang merupakan siksa terberat di hari kiamat kelak.[3]
[4]
اَللَّهُمَّ بِكَ
أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ
النُّشُوْرُ
Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa
bika namuutu wa ilaikan nusyuur.
Artinya:
“Ya Allah, dengan
rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan
pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu
kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi
semua makhluk).” (Dibaca 1 x)[4]
[5]
أَصْبَحْنَا عَلَى
فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا
إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Ash-bahnaa ‘ala
fithrotil islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa
Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima
haniifam muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin
Artinya:
“Di waktu pagi kami
memegang agama Islam, kalimat ikhlas (kalimat syahadat), agama Nabi kami
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama bapak kami
Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang
musyrik.” (Dibaca 1 x)[5]
[6] Membaca Sayyidul
Istighfar
اَللَّهُمَّ أَنْتَ
رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى
عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ،
أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ
فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
Allahumma anta robbii
laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa
wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi
ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz
dzunuuba illa anta.
Artinya:
“Ya Allah, Engkau
adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah
yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku
pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu
(berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat.
Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu,
ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca
1 x)
Faedah: Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang
hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum
petang hari, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya
di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum pagi, maka ia
termasuk penghuni surga.[6]
[7]
.أَنْتَ إِلاَّ إِلَهَ
لاَ بَصَرِيْ، فِيْ عَافِنِيْ اللَّهُمَّ سَمْعِيْ، عَافِنِيْ اللَّهُمَّ بَدَنِيْ،
فِيْ عَافِنِيْ اللَّهُمَّ
.أَنْتَ إِلاَّ إِلَهَ
لاَ رِ، الْقَبْعَذَابِ مِنْ بِكَ وَأَعُوْذُ وَالْفَقْرِ، لْكُفْرِا مِنَ بِكَ أَعُوْذُ
إِنِّيْ اللَّهُمَّ
Allahumma
‘afini fi badani. Allaahuma ‘afini fi sam’i. Allahumma
‘afini fi bashari. laa ilaaha illa anta. Allahumma inni a’udzu bika minal
kufri wal faqri. Wa a’udzu bika min ‘adzabil qabri. La ilaha illa anta.
Artinya:
Ya
Allah selamatkanlah tubuhku (dari penyakit, maksiat dan segala yang tidak aku
inginkan). Ya Allah selamatkanlah pendengaranku, Ya Allah selamatkanlah
penglihatanku, tiada tuhan yang layak disembah kecuali Engkau. Ya Allah
sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan kefakiran, Ya Allah aku
juga berlindung kepadamu dari siksaan kubur, tiada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Engkau. (Dibaca 3 x)
Faedah:
Abu Bakroh mengatakan: “Sungguh aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wa Sallam membacanya, karenanya aku senang mengikuti sunnah
(tuntunan)-nya” (HR. Ahmad, di-hasan-kan oleh Albani, dan Muhaqqiq kitab Musnad
Ahmad)[7]
[8]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ
وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ
احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ
شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ
تَحْتِيْ
Allahumma innii
as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal
‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur
‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min
kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik
an ughtala min tahtii.
Artinya:
“Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia,
keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak
layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah,
peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung
dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau
tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (Dibaca 1
x)
Faedah: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidaklah pernah meninggalkan do’a ini di pagi dan petang hari.
Di dalamnya berisi perlindungan dan keselamatan pada agama, dunia, keluarga dan
harta dari berbagai macam gangguan yang datang dari berbagai arah.[8]
[9]
اَللَّهُمَّ عَالِمَ
الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ
وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ
نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى
نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati
wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu
bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa
‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.
Artinya:
“Ya Allah, Yang Maha
Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb
segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang
berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku,
setan dan balatentaranya (godaan untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku
(berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya
kepada seorang muslim.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Do’a ini diajarkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pada Abu Bakr Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu untuk
dibaca pada pagi, petang dan saat beranjak tidur.[9]
[10]
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى
لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa
fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.
Artinya:
“Dengan nama Allah
yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut
sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka tidak akan
ada bahaya yang tiba-tiba memudaratkannya.[10]
[11]
رَضِيْتُ بِاللهِ
رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
نَبِيًّا
Rodhiitu billaahi robbaa wa
bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyya.
Artinya:
“Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam
sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
nabi.” (Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini sebanyak tiga kali
di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka pantas baginya mendapatkan
ridha Allah. [11]
[12]
يَا حَيُّ يَا
قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ
تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii
sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin.
Artinya:
“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai
Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku
minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku
sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” (Dibaca 1
x)
Faedah: Dzikir ini diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam pada Fathimah supaya diamalkan pagi dan petang. [12]
[13]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaha illallah wahdahu laa
syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinya:
“Tidak ada ilah yang berhak disembah
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan segala
pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 1 x, 10 x, atau
100 x)
Faedah: Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut di pagi hari
sebanyak sepuluh kali, Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan, menghapuskan
baginya 10 kesalahan, ia juga mendapatkan kebaikan semisal memerdekakan 10
budak, Allah akan melindunginya dari gangguan setan hingga petang hari. Siapa
yang mengucapkannya di petang hari, ia akan mendapatkan keutamaan semisal itu
pula.
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut
dalam sehari sebanyak 100 x, maka itu seperti membebaskan 100 orang budak,
dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus baginya 100 kesalahan, dirinya akan
terjaga dari gangguan setan dari pagi hingga petang hari, dan tidak ada seorang
pun yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali oleh orang yang mengamalkan
lebih dari itu.[13]
[14]
سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Subhanallah wa
bi-hamdih, ‘adada kholqih wa ridhoo nafsih. wa zinata ‘arsyih, wa midaada
kalimaatih.
Artinya:
“Maha Suci
Allah, aku memujiNya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat
timbangan ‘Arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya.” (Dibaca 3
x di waktu pagi saja)
Faedah: Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan pada Juwairiyah bahwa dzikir di atas telah
mengalahkan dzikir yang dibaca oleh Juwairiyah dari selepas Shubuh sampai waktu
Dhuha. [14]
[15]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma innii
as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku memohon
kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal
dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (Dibaca
1 x setelah salam dari shalat Shubuh)[15]
[16]
سُبْحَانَ اللهِ
وَبِحَمْدِهِ
Subhanallah wa
bi-hamdih.
Artinya:
“Maha suci Allah, aku
memuji-Nya.” (Dibaca 100 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ‘subhanallah wa bi
hamdih’ di pagi dan petang hari sebanyak 100 x, maka tidak ada yang datang
pada hari kiamat yang lebih baik dari yang ia lakukan kecuali orang yang
mengucapkan semisal atau lebih dari itu.[16]
[17]
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astagh-firullah wa atuubu ilaih.
Artinya:
“Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat
kepada-Nya.” (Dibaca 100 x dalam sehari)[17]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar